HAMA ULAT TRITIP (Plutella
xylostella Linn.) (Lepidoptera;Plutalidae) PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea
L. )
LAPORAN
OLEH
:
VICTOR HEVIT TARIGAN
100301160
AGROEKOTEKNOLOGI
IV
LABORATORIUM
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
SUB-HAMA
DEPARTEMEN
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
LAPORAN
DASAR PERLINDUNGAN
TANAMAN
SUB – HAMA
HAMA ULAT TRITIP (Plutella xylostella
Linn.)(Lepidoptera;Plutalidae) PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea
L.)
LAPORAN
OLEH
:
VICTOR HEVIT TARIGAN
100301160
AGROEKOTEKNOLOGI
IV
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test
Di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman,Sub –
Hama
Fakultas Pertanian , Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Ditugaskan
oleh,
Dosen
Penanggung Jawab Laboratorium
( Ir.
Marheni MP )
Nip.-196507241989032001
Disetujui oleh : Diperiksa oleh :
Asisten koordinator Asisten
korektor
(Ruomenson D. J.
Bakara) (Ade Sartika
Rimadhani)
NIM.
080302037 NIM.
080302004
LABORATORIUM
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
SUB
– HAMA
DEPARTEMEN
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
PENDAHULUAN
Latar belakang
Perlindungan
tanaman meliputi segala kegiatan perlindungan terhadap kerusakan pertanaman
mulai dari tanaman sampai diterima konsumen.Perlindungan tanaman menyangkut
seluruh ilmu pertanian dan peraturan hukum,ditinjau dari keuntungan
produsen.Pengetahuan perlindungan tanaman dalam arti luas mempelajari serta
mengatasi gangguan pada tanaman baik dari penyakit maupun hama pada
tumbuhan(Triharso,2004)
Dalam
laporan ini penulis akan membahas tentang hama yang menyerang tanaman kubis.Hama
penyerang tanaman kubis yang akan dibahas dalam laporan ini adalah ulat tritip(Plutella xylostella Linn.).Hama ini paling sering menyerang tanaman kubis.Tanaman kubis
yang diserang oleh hama ini kelak akan meruak tanamn tersebut sehingga sangat
merugikan petani.
Nama
kubis diduga berasal dari bahasa Inggris yaitu cabbage. Di Indonesia, kubis
sering juga disebut sebagai kol. Tanaman kubis (Brassicae oleraceae L.)
termasuk family Cruciferae, Klas Dicotyledoneae, Subdivisi Angiospermae dan
Divisi Embriophyta (Pracaya, 2001). Kubis sebagai sayuran mempunyai peran
penting untuk kesehatan. Kubis banyak mengandung vitamin dan mineral yang
sangat dibutuhkan oleh manusia. Sebagai sayuran, kubis dapat membantu
pencernaan, menetralkan zat-zat asam dan memperlancar buang air besar.Tanaman
kubis merupakan tanaman semusim yang di Indonesia banyak ditanam di daerah
pegunungan.Tapi belakangan ini banyak kubis yang terserang oleh hama ulat
tritip,oleh karnanya petani terpaksa memakai insectisida untuk
membasninya.Dosis yang digunakan oleh petani tidak sesuai dengan aturan,oleh
karnanya perlu dilaksanakan perlindungan hama terpadu.
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dampak kerusakan yang ditimbulkan hama ulat tritip (Plutella
xylostella Linn.) pada komoditi kubis (Brassica oleracea L.)
Kegunaan Penulisan
- Sebagai sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan .
- Sebagai syarat masuk praktikal test
Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman.
TINJAUAAN
PUSTAKA
BOTANI TANAMAN
Tanaman
kubis(Brassica oleracea) dapat diklasifikasikan sesuai
(http:Plantamor,2011) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
SubDivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Capparales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea L.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
SubDivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Capparales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea L.
Perakaran pada tanman kubis cendrung dangkal.hanya sekita 15
sampai 30 cm.Akar pada tanaman ini berbentuk serabut
Batang kubis umumnya kecil dan banyak mengandung air.Jika dilihat
sepintas ,batang tanaman kubis seperti tidak kelihatan.Di sekeliling batang
terdapat helaian daun yang melingkar.
Daunnya bulat, oval,
sampai lonjong, membentuk roset akar yang besar dan tebal, warna daun
bermacam-macam, antara lain putih (forma alba), hijau, dan merah keunguan
(forma rubra)
Biji berdiameter 2-4
mm,terdapat pada polong berbentuk silindris, panjang 5-10 cm
Syarat
Tumbuh
Iklim
Kubis bunga merupakan
tanaman sayuran yang berasal dari daerah sub tropis. Di tempat itu kisaran
temperatur untuk pertumbuhan kubis bunga yaitu minimum 15.5-18 derajat C dan
maksimum 24 derajat C
Kelembaban optimum bagi
tanaman blumkol antara 80-90%.
Dengan diciptakannya kultivar baru yang lebih tahan terhadap temperatur tinggi, budidaya tanaman kubis bunga juga dapat dilakukan di dataran rendah (0-200 m dpl) dan menengah (200-700 m dpl). Di dataran rendah, temperatur malam yang terlalu rendah menyebabkan terjadinya sedikit penundaan dalam pembentukan bunga dan umur panen yang lebih panjang.
Dengan diciptakannya kultivar baru yang lebih tahan terhadap temperatur tinggi, budidaya tanaman kubis bunga juga dapat dilakukan di dataran rendah (0-200 m dpl) dan menengah (200-700 m dpl). Di dataran rendah, temperatur malam yang terlalu rendah menyebabkan terjadinya sedikit penundaan dalam pembentukan bunga dan umur panen yang lebih panjang.
Tanah
Tanah lempung berpasir lebih
baik untuk budidaya kubis bunga daripada tanah berliat. Tetapi tanaman ini
toleran pada tanah berpasir atau liat berpasir.
Kemasaman tanah yang baik
antara 5,5-6,5 dengan pengairan dan drainase yang memadai.
Tanah harus subur, gembur
dan mengandung banyak bahan organik. Tanah tidak boleh kekurangan magnesium
(Mg), molibdenum (Mo) dan Boron (Bo) kacuali jika ketiga unsur hara mikro
tersebut ditambahkan dari pupuk.
Di Indonesia, sebenarnya
kubis bunga hanya cocok dibudidayakan di daerah pegunungan berudara sejuk
sampai dingin pada ketinggian 1.000-2.000 m dpl.
Biologi Hama
Menurut Pracaya (2001),adapun klasifikasi ulat grayak sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Plutalidae
Genus : Plutella
Spesies : Plutella xylostella.Linn
Telur
Telur berbentuk oval dan
pipih, berukuran 0,44 milimetres panjang dan lebar 0,26 milimetres. Warnanya
hijau kuning atau pucat pada awalnya, tetapi gelap nanti. Mereka diletakkan
secara tunggal atau dalam kelompok 2-8 telur pada cekungan di permukaan daun.
Betina dapat menyimpan hingga 300 telur dalam total produksi rata-rata namun
mungkin setengah jumlah tersebut. Larva muncul dari telur dalam waktu sekitar
enam hari. (Sudarmo,1987).
Larva
Larva memiliki empat
instar, masing-masing dengan waktu pengembangan rata-rata sekitar empat hari.
Bentuk tubuh larva kemiringan di kedua ujungnya. Larva memiliki beberapa rambut
hitam pendek dan tidak berwarna di instar pertama, tetapi pucat atau zamrud
hijau dengan kepala hitam pada instar nanti. Ada lima pasang proleg, salah satu yang
menonjol dari bagian belakang membentuk "V khas ". Larva cukup aktif
dan ketika terganggu bisa meronta keras, bergerak mundur dan berputar sehelai
sutra dari mana untuk menjuntai. Kebiasaan makan instar pertama adalah
pertambangan daun meskipun mereka sangat kecil bahwa tambang sulit untuk dideteksi.
Larva muncul dari tambang untuk rontok dan kemudian memakan permukaan bawah
daun. hasil mengunyah mereka di patch teratur kerusakan meskipun epidermis daun
bagian atas sering dibiarkan utuh.
Pupa
Para pupa kekuningan
sekitar delapan milimetres panjang dan dibungkus dalam kepompong sutra longgar.
Mereka biasanya ditemukan pada daun bawah atau luar tanaman pangan tetapi pada
kembang kol dan brokoli, pupation dapat terjadi di kuntum. Tahap pupa
berlangsung rata-rata selama delapan hari, tetapi berkisar dari lima sampai
lima belas hari.
Ngengat/Imago
Ngengat/Imago memiliki
lebar sayap sekitar lima belas milimeter dan panjang tubuh enam milimetres.
Sayap depan yang sempit, kecoklatan-abu-abu dan ringan sepanjang margin
anterior, dengan Speckles gelap halus. Ada-garis berwarna lembut dengan tepi
bergelombang pada sisi belakang .Serangga ini kadang-kadang terbatas untuk
membentuk satu atau lebih berlian cahaya berwarna-bentuk yang merupakan dasar
untuk nama umum dari ngengat ini.. Sayap belakang yang sempit, menunjuk ke arah
puncak dan cahaya abu-abu, dengan pinggiran lebar. Ujung sayap dapat dilihat
untuk mengubah sedikit ke atas bila dilihat dari samping.Rata-rata hidup
serangga ini, mencapai empat minggu untuk wanita tetapi kurang untuk laki-laki ngengat
selebaran lemah jarang meningkat lebih dari dua meter di atas tanah dan tidak
terbang jarak jauh.. Mereka adalah migran Namun pasif, yang mudah dipindahkan
oleh angin jarak jauh.Ngengat menahan musim dingin sebagai orang dewasa di
antara puing-puing bidang tanaman silangan dan orang dewasa aktif dapat dilihat
selama periode hangat setiap saat selama musim dingin di daerah beriklim .Mereka
tidak bertahan musim dingin dan kembali menyerang daerah dingin setiap musim
semi sedang dilakukan ada angin . Ngengat yang aktif biasanya pada senja dan malam hari,
makan pada bunga tanaman silangan tetapi mereka juga terbang di sore selama
wabah massal.(Sudramo,1987)
Gejala
Serangan
Ulat
tritip memakan daun kubis .Mereka lebih memilih sisi bawah daun untuk di
makan.Ulat tritip menyerang daun terkadang sampai ke tulangnya.Akibatnya
pertumbuhan tanaman menjadi terhambat karena jumlah stomata pada daun menjadi
terbatas jumlahnya.Terkadang pada kubis yang telah di petik,tatkala masih juga
terdapat ulat tritip pada helainya.Hal ini mengakibatkan kubis kurang laku di
pasaran
Pengendalian
Pengendalian yang dilakukan dalam
pengendalian ulat tritip di buat berdasarkan konsep PHT(Pengendalian Hama
Terpadu),sebagai berikut:
Pengendalian Secara Fisik
Dapat dilakukan dengan cara mengutip
telur yang bergerombol atau dengan cara mengutip larva yang baru menetas untuk
di musnahkan(Triharso,2004)
Pengendalian
Secara Mekanik
Pada
stadium ulat,hama tersebut dipijit satu persatu.Kalau pada stadium
kupu-kupu,sebaiknya memasang obor ketika makam,dan di bawah obor disediakan
baskom berisi air.Karena kupu-kupu Tritip akan berhamburan melintasi jilatan
api sehingga jatuh ke dalam baskom berisi air tersebut(Triharso,2004)
Pengendalian
Secara Kultur Teknis
Pengendalian
ini dapat di lakukan dengan cara tidak menanam kubis dan tanaman se-famili
dalam satu tahun terus menerus. Pergiliran tanaman mutlak perlu dilakukan
dengan tujuan memutus siklus hidup dari ulat Tritip tersebut(Triharso,2004).
Penendalian
Secara Biologi
Melalui
penyebaran hewan predator ulat Tritip yang nantinya bertindak sebagai hewan
ando parasut (memakan tubuh ulat dari dalam). Hal ini pernah dicoba oleh para
ahli dengan menyebarkan serangga Angintia cerophaga ,sejenis serangga yang
berasal dari New Zealand(Triharso,2004).
Pengendalian
Secara Kimia
Pemberantasan dengan cara ini dapat
dilakukan dengan car menyemprotkan insektisida pada tanaman yang
terserang,misalnya Perfectan(Triharso,2004).
PERMASALAHAN
Permasalahan yang sering muncul dalam pengendalian hama ulat tritip(Plutella xylostella) diantaranya:
1.Petani masih saja menggunakan insektisida dalam pengendalian
hama pada tanaman kubis.Mereka menganggap dengan menggunakan insektisida,waktu
mereka lebih singkat jika menggunakan insektisida.Serta bila menggunakan insektisida
tidak butuh proses yang lama dalam membunuh serangga.
2.Banyak petani yang masih menganggap bahwa serangga predator pada
tanaman kubis mereka juga termasuk
kedalam hama perusak.Sehingga yang tadinya bisa membantu ,menjadi terbuang.Sungguh
sangat disayangkan apabila hal ini terus terjadi
3.Banyaknya residu yang melekat pada kubis ketika penyemprotan
yang terus menerus tanpa perhitungan berapa dosis yang di izinkan mengakibatkan
kubis yang harus dimakan menjadi beracun dan membahayakan kehidupan.
4.Petani yang akan memanen produksinya seperti kubis.terpaksa
harus menyemprotkan insektisida kepada tanamanya agar tidak terkena
hama.Padahal apabila terlalu sering melakukan penyemprotan ,maka hama bukanya
musnah bahkan hama akan semakin kebal.Sehingga populasi hama semakin meningkat
PEMBAHASAN
Dari
permasalahan-permasalahan yang terjadi seperti disebutkan diatas maka dapat
dilakukan penyelesaian berupa di intensifkannya penyuluhan lapangan terhadap
cara-cara pengendalian hama ini dengan baik dan benar selain itu pihak-pihak
yang bertanggung jawab juga ikut serta dalam membantu atau mengkontribusikan
jasa dalam bidang masing-masing seperti :
1.Pemuka masyarakat setempat yang memberikan pengarahan dan
pengertian kepada para petani setempat bagaimana seharusnya cara pengendalian
hama ini dengan baik dan benar, karena kalau diperhatikan masalah sosial juga
mempengaruhi proses pengendalian dan cara pengendalian yang dilakukan oleh para
petani.
2.Ahli kultur jaringan atau pembiakan varietas baru terus berusaha
menemukan varietas-varietas baru yang lebih
tahan terhadap serangan hama ini serta menemukan cara-cara pengendalian
yang lebih efektive dan efesien juga mengurangi resiko dampak yang ditimbulkan
oleh kelebihan residu penyemprotan pestisida sehingga dampak kerusakan yang di
timbulkan oleh hama ulat tritip ini bisa diminimalisir.
3.Selanjutnya yaitu pengintensifikasian penyuluhan oleh lembaga
penyuluhan lapangan pertanian oleh dinas pertanian setempat tentang cara-cara
pengendalian yang lebih baik dan benar. Dalam hal ini peran pemerintah setempat
juga dibutuhkan dalam proses sosialisasi agar masyarakat lebih termotivasi
untuk melakukan cara-cara pengendalian yang di anjurkan.
Apabila hal-hal
diatas bisa dilaksanakan dengan baik mudah-mudahan akan memperlihatkan pengaruh
yang baik terhadap kualitas komoditi dan menurunnya presentase jumlah hama ulat
tritip pada komoditi-komoditi yang terserang khususnya komoditi kubis
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian
yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1.Ulat tritip adalah ulat yang sering menyerang pada tanaman
kubis.Proses daur hidup ulat tritip melalui 4 tahap yaitu telur,larva,pupa dan
imago.Untuk mengendalikan hama ulat tritip diperlukan penananganan yang
serius.Dan perlu di terapkan cara pengendalian hama terpadu pada hama ini.
1.Cara pengendalian hama ulat tritip yang paling efektif yaitu
dengan cara biologi(musuh alami) dan dengan cara penyemprotan pestisida nabati. Meskipun dari
keduanya masih memiliki beberapa kelemahan seperti pada pengaplikasian secara
musuh alami membutuhkan waktu yang relatif lama dalam memperoleh hasil
pengendalian namun dari segi dampak yang ditimbulkan dan biaya yang di
keluarkan diperhitungkan lebih efesien dan ramah lingkungan.
2.Pengendalian hama terpadu harus segera di lakukan ke daerah
daerah pertanian khususnya daerah pedalaman karena petani disana belum tahu
cara penegendalian hama terpadu.Mereka hanya mengerti bahwa cara pengendalian
hama hanya dengan menggunakan insektisida.
Saran
Didalam setiap
proses pengendalian sebaiknya dilakukan dengan teliti dan cermat serta sesuai
dengan prosedur yang berlaku agar hasil yang diperoleh akan baik nantinya,
khusus untuk pengendalian secara biologi ( pemanfaatan musuh alami ) diperlukan
kesabaran dan ketelitian karena cara pengendalian ini yang paling membutuhkan
waktu relatif lama.
DAFTAR
PUSTAKA
Borror.D.J.
Dkk. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisis keenam. Gadjah
Mada Universuty Press. Yogyakarta
Pracaya.2001.Hama
dan Penyakit Tanaman.Penebar Swadaya,Jakarta
Sudarmo,
S. 1987. Pengendalian Hama Dan Penyakit. Kanisius, Yogyakarta.
Sumber Http :// Plantamor .com.Kubis. Diakses pada
tanggal 2 maret 2011.
Triharso,2004.Dasar-Dasar
Prlindungan Tanaman.Gadjah Mada University.
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar