Kamis, 27 Februari 2014

Paper Pangan (Ubi Mukibat)


PENGGUNAAN UBI RACUN SEBAGAI CALON BATANGATAS / ENTRES UNTUK BAHAN BIBIT UBI KAYU (Manihot utilisima)
(BUDIDAYA SECARA MUKIBAT)


PAPER

OLEH
VICTOR HEVIT TARIGAN
100301160
AGROEKOTEKNOLOGI 1

  
MATAKULIAH TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013


PENDAHULUAAN

Latar Belakang
Tanaman ubi kayu (Manihotutikisima) memiliki berbagai varitas atau klonyang dapat langsung dikonsumsi sebagai makanan atau menjadi bahan baku bagi industri tapioka dan gapiek (manihok) ataupun tepung gapiek, yang selanjutnya dipergunakan untuk berbagai macam industri seperti makanan, makanan ternak, kertas, kayu lapis dan tainnya.
Berdasarkan potensi fisik seperti kesesuaian lahan, iklim, sumberdaya manusia, dan tingkat adaptasi teknologi, tanaman ubi kayu banyak didapatkan dan bisa dibudidayakan di banyak tempat/lokasi di Indonesia sehingga memungkinkan untuk diusahakan oleh para petani secara luas.
Hasil olahan ubi kayu berupa tapioka dan gapiek (manihok) dalam bentuk chips, pellet ataupun lainnya, telah lama menjadi komoditi ekspor yang sangat penting dalam menyumbang pendapatan devisa, karenanya merupakan aset yang sangat berharga dan perlu dijaga kelestariannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekspor pada masa-masa selanjutnya.
Pengalaman petani menunjukkan bahwa penanaman ubi kayu sering tidak membuahkan hasil yang cukup baik untuk keluarga, karena keadaan tata niaga kayu yang banyak dipengaruhi oleh fluktusi harga sehingga merugikan petani. Pada saat menjelang tanam, harga ubi kayu biasanya terlihat sangat menarik sehingga banyak petani berusaha menanamnya.
 Akan tetapi pada saat panen harga kayu kemudian jatuh sehingga banyak merugikan petani (berdasarkan data yang ada kapasitas pabrik dan potensi ekspor masih lebih besar dari jumlah produksi). Kondisi ini telah mendorong banyak petani untuk mengalihkan perhatian dan berusaha menanam komoditi seperti kelapa sawit. Di sisi lain, apabila hal ini terus dibiarkan, akan bisa berakibat turunnya produksi yang dapat menekan pasokan ubi kayu baik untuk keperluan ekspor ataupun konsumsi sawit dalam negeri.
Lemahnya posisi petani ubi kayu dalam menghadapi pengaruh fluktuasi harga, terutama disebabkan karena ubi kayu memiliki daya simpan yang rendah,dan produktifitasnya juga rendah akibat modal usaha yang sangat terbatas, disamping kebutuhan keluarga yang sudah sangat mendesak. Pendapatan petani ubi kayu akan makin rendah lag! Karena pada saat dijual ke pabrik mendapatkan mutu ubi kayunya rendah dan rafaksi yang ditentukan secara sepihak oleh pabrik.
Penemu singkong ini adalah Mukibat, petani desa Ngadiluwih Kediri, Jawa Timur.  Singkong Super atau yang lebih kita kenal dengan nama singkong mukibat adalah singkong hasil okulasi antara singkong biasa (makan) dengan singkong karet.  Perpaduan karakteristik dari kedua singkong inilah yang dapat menghasilkan singkong super ini.  Singkong makan yang berukuran kecil dan memiliki akar yang lebih besar berbanding terbalik dengan singkong karet yang berukuran lebih besar, dengan daun yang juga lebih lebar dan lebat, namun ukuran akar yang lebih kecil dari singkong biasa.
Akan tetapi, potensi singkong karet untuk berfotosintesis  lebih besar dibanding dengan singkong biasa.  Fakta  inilah yang mengilhami Mukibat untuk menyambung singkong biasa sebagai batang bawah, dengan singkong karet di bagian atasnya.  Mukibat menyambung singkong biasa dengan singkong karet, menggunakan teknik penempelan mata tunas.
Tujuan Penulisan
-      Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kriteria nilai tugas dalam matakuliah Teknoogi Budidaya Tanaman Pangan
-      Sebagai sumber Informasi bagi pihak yang membutuhkan.

BUDIDAYA UBI KAYU

Syarat Tumbuh
Sebetulnya tanaman ubi kayu dapat ditanam di mana saja, namun akan lebih baik jika ditanam pada daerah yang sesuai dengan habitatnya atau keinginannya untuk tumbuh baik.  Secara umum syarat tumbuh tanaman ubi kayu yang optimal adalah sebagai berikut :
a)   Curah hujan antara 1.500 - 2.500 mm/tahun.
b)   Suhu udara optimum untuk pertumbuhan ubi kayu adalah 25 - 28 °C.
c)   Kelembaban udara optimal untuk tanaman ubi kayu antara 60-65%.
d)   Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ubi kayu sekitar 10 jam/hari, terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
e)   Ketinggian tempat yang baik dan ideal adalah 10 - 700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10 - 1.500 m dpl.
f)    Tanah yang paling sesuai untuk ubi kayu adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, serta kaya bahan organik.
g)   Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis alluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
h)   Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8. Pada umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0-5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netrai bagi pertumbuhan tanaman ketela pohon.


Persiapan Lahan
Untuk menanam ubi kayu ini tidak begitu sulit. Untuk daerah yang                   mempunyai curah hujan cukup tinggi ataupun terlalu banyak air, penanaman dilakukan dalam sebuah guludan atau bedeng. Selain itu, dengan menggunakan guludan memudahkan kita dalam pemanenan.
Untuk daerah yang mempunyai curah hujan sedikit atau kering, penanaman tidak perlu dilakukan dengan membuat guludan. Penanaman dapat dilakukan pada tanah yang rata. Tanah di cangkul dan di remahkan kemudian diratakan dan pengguludan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan setelah tanam. Pada saat perataan dapat pula disebarkan pupuk kandang atau kompos untuk penambahan unsure hara. Pengolahan tanah yang sempurna diikuti dengan pembuatan guludan yang dibuat searah dengan kontur tanah sebagai upaya pengendalian erosi. Selain itu dengan pembuatan guludan juga dapat memaksimalkan hasil dibandingkan dengan system tanpa olah tanah setelah tanam.


SEJARAH TENTANG MUKIBAT

Mukibat petani desa Ngadiluwih Kediri, Jawa Timur yang berhasil meng-okulasi ( penyambungan ), batang ketela pohon biasa ( singkong ) dengan ketela pohon karet. Bukan dengan batang karet sepeti yang. Penyambungan dilakukan dengan singkong biasa sebagai batang bawah, sementara batang atasnya adalah singkong karet.
Singkong Mukibat bukan hasil dari benih perkawinan silang tapi hasil dari okulasi atau penyambungan antar batang. Yang disebut kawin silang adalah perbanyakan secara generatif, yakni menyatukan polen (tepung sari, sel jantan) dari satu spesies atau varietas tanaman dengan kepala putik (sel betina) dari spesies atau varietas tanaman lain yang masih satu keluarga. Misalnya jeruk bali yang disilangkan dengan jeruk keprok yang sama-sama keluarga Citrus, tapi lain spesies, telah menghasilkan spesies baru: jeruk manis atau sweet orange. Jagung berondong, Zea mays everta, merupakan hasil kawin silang antara beberapa varietas/kultivar Zea mays.
Singkong atau ketela pohon ( Manihot esculenta ) adalah tanaman umbi-umbian berasal dari Amerika Latin, Singkong biasa tumbuh antara 1,5 sd. 3 m. maka singkong karet bisa mencapai tinggi 10 m. Daun singkong karet lebar dan lebat, sehingga memudahkan terjadinya foto sintesis. Tapi singkong karet tidak menghasilkan umbi, hanya akarnya saja yang berbentuk menggebung. Fakta bahwa singkong karet bisa berfotosintesis lebih besar dari sigkong biasa, membuat Pak Mukibat tertarik untuk melakukan Okulasi.
Pak Mukibat menyambung singkong biasa dengan singkong karet, menggunakan teknik penempelan mata tunas. Kulit yang ada mata tunasnya, dipotong segi empat dengan ukuran sama pada batang singkong biasa maupun batang singkong karetnya. Tunas pada singkong biasa dibuang, sementara tunas pada singkong karet ditempelkan pada batang singkong biasa, yang sudah dibuang mata tunasnya.
Setelah tertempel dengan posisi yang pas, mata tempel itu diikat erat dengan belahan kantung plastik bening yang ditarik hingga menjadi tali yang transparan, kuat tetapi lembut. Ikatan ini harus cukup erat, dan menutup seluruh sambungan kulit batang singkong biasa dengan singkong karet. Biasanya, dalam jangka waktu 1 sd. 2 minggu, tunas singkong karet itu akan segera tumbuh. Saat itulah sudah waktunya untuk ditanam. Penanaman idealnya pada saat musin penghujan.
Biasanya para petani menanam singkong lebih banyak untuk diambil patinya, daripada unutk dikonsumsi. Untuk keperluan inilah banyak para petani, memilih melakukan penyambungan singkong racun (bitter cassava). Singkong racun berbatang cukup besar, dengan warna kulit batang, daun, tangkai daun, dan pucuk tanaman berwarna hijau gelap (hijau tua). Jenis ini hasil singkong dan kandunganpatinya tinggi. Tapi karena kandungan HCN nya tinggi maka singkong ini tidak dapat dimakan, karena rasanya pahit dan memabukan kalau dimakan. Namun kandungan HCN nya akan hilang kalau dibuat gaplek ( dikeringkan ) atau diambil patinya.


BUDIDAYA UBI KAYU SECARA MUKIBAT

Produktivitas ubi kayu sistem Mukibat yang dibuat dengan batang bawah varietas UJ-5, Adira-4, Kaspro, dan lokal Dampit dan batang atas ubi kayu karet Manihot glasiovii dibandingkan dengan produktivitas ubi kayu sistem stek varietas UJ-5, Adira-4, Kaspro, dan lokal Dampit. Ubi kayu Mukibat ditanam dengan sistem tanam kenong (guludan setiap individu tanaman) dengan jarak antar tanaman 1,5 m x 1,5 m, diberi pupuk kandang sebanyak 5 t/ha + 300 kg Urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha. Sebagai pembanding, ubi kayu ditanam dengan sistem stek, jarak tanam 100 cm x 60 cm. Dosis pupuk dan cara pengelolaan yang lain adalah sama.
Teknik ini dilakukan dengan penempelan mata tunas.  Kulit yang ada mata tunasnya, dipotong segi empat dengan ukuran sama pada batang singkong biasa maupun batang singkong karetnya.  Tunas pada singkong biasa dibuang, sementara tunas pada singkong karet ditempelkan pada batang singkong biasa, yang sudah dibuang mata tunasnya.
Setelah tertempel dengan posisi yang pas, mata tempel itu diikat erat dengan belahan kantung plastik bening yang ditarik hingga menjadi tali yang transparan, kuat tetapi lembut. Ikatan ini harus cukup erat, dan menutup seluruh sambungan kulit batang singkong biasa dengan singkong karet. Biasanya, dalam jangka waktu 1 sd. 2 minggu, tunas singkong karet itu akan segera tumbuh. Saat itulah sudah waktunya untuk ditanam. Penanaman idealnya pada saat musin penghujan.
Untuk menghasilkan singkong Mukibat yang bisa dimakan, maka okulasi batang singkong bagian bawa harus dengan jenis singkong biasa yang dapat dikonsumsi, sedang batang atasnya memakai singkong karet. Dengan demikian akan menghasilkan singkong mukibat yang bisa dikonsumsi dengan kualitas dan jumlah besar dari biasa.
Batang singkong mukibat hasil okulasi tadi bisa dijadikan bibit lagi, tetapi hanya sampai pada tahun ke tiga saja, karena pada tahun ketiga diameter batang singkong Mukibat akan berbentuk besar. Sebaiknya setelah tahun ketiga pada proses menanam singkon mukibat harus melakukan proses penyambungan baru.
Sampai sekarang singkong mukibat yang merupakan stek okulasi dari singkong biasa sebagai batang bawah dan singkong karet (bukan batang karet) di bagian atasnya, tetap memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan. Sebab dengan pengolahan lahan yang sama, dengan pupuk yang sama, singkong mukibat mampu menghasilkan umbi dengan bobot dua kali lipat dibanding singkong biasa


KEUNTUNGAN BUDIDAYA SECARA MUKIBAT

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas ubi kayu sistem sambung Mukibat mendekati 100 t/ha, sementara dengan cara tanam biasa mencapai 62 t/ha. Pada sistem tanam biasa, hasil ubi/tanaman maupun hasil ubi/ha dari empat varietas tersebut tidak berbeda, namun pada sistem Mukibat hasil ubi varietas UJ-5 lebih rendah dibanding Adira-4, Kaspro, dan lokal Dampit. Kadar pati empat varietas ubi kayu tersebut tidak berbeda, baik dengan sistem biasa maupun sistem sambung Mukibat.
Survei usahatani ubi kayu sistem Mukibat di beberapa kabupaten di Jawa Timur dan Lampung menunjukkan bahwa hasil ubi kayu dengan sistem Mukibat sangat beragam, berkisar antara 30–80 t/ha, tergantung masukan dan tingkat pengelolaan yang dilakukan. Nilai B/C ratio beragam pula mulai dari 1,06 di Lampung Timur hingga 4,13 di Trenggalek. Berdasar struktur pembiayaan, 63–78% merupakan biaya tenaga kerja yang pada saat sekarang seringkali tidak dapat dilakukan oleh anggota keluarga petani dan harus dikerjakan tenaga kerja di luar anggota keluarga.
Usaha tani ubi kayu sistem Mukibat juga memerlukan biaya produksi lebih besar dibanding ubi kayu biasa. Total biaya produksi beragam mulai dari Rp. 5.400.000 – Rp. 12.800.000,-/ha. Salah satu masalah yang dihadapi petani untuk mengembangkan ubi kayu sistem sambung Mukibat adalah keterbatasan modal, baik untuk pembelian sarana produksi maupun untuk upah.
Satu tanaman singkong biasa akan menghasilkan 1,5 kg umbi. jarak tanamnya cukup rapat yakni 0,5 X 1mtr, dengan populasi 20.000 tanaman per hektar.Tiap hektar akan menghasilkan sampai 30 ton umbi segar. Pada singkong mukibat, hasil per individu tanaman bisa 10 kg, dengan jarak tanam itu menjadi 1 X 1,5 m. atau pupulasi 6.600 tanaman per hektar.umbi atau per hektarnya mencapai 66 ton umbi.

1 komentar:

  1. Hi Selamat pagi guys, Masih Bingung Dan Ragu Pilih Agen Poker & DominoQQ Yang Terpercaya?
    PIN BB : D61E3506
    👉 Whatsapp : +85598249684
    👉 Line : Sinidomino
    dewa poker

    BalasHapus