PENGGUNAAN UBI
RACUN SEBAGAI CALON BATANGATAS / ENTRES UNTUK BAHAN BIBIT UBI KAYU (Manihot utilisima)
(BUDIDAYA SECARA
MUKIBAT)
PAPER
OLEH
VICTOR HEVIT
TARIGAN
100301160
AGROEKOTEKNOLOGI
1
MATAKULIAH TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
PENDAHULUAAN
Latar Belakang
Tanaman ubi kayu (Manihotutikisima) memiliki berbagai varitas atau
klonyang dapat langsung dikonsumsi sebagai makanan atau menjadi bahan baku bagi
industri tapioka dan gapiek (manihok) ataupun tepung gapiek, yang selanjutnya
dipergunakan untuk berbagai macam industri seperti makanan, makanan ternak,
kertas, kayu lapis dan tainnya.
Berdasarkan potensi fisik seperti kesesuaian lahan, iklim, sumberdaya
manusia, dan tingkat adaptasi teknologi, tanaman ubi kayu banyak didapatkan dan
bisa dibudidayakan di banyak tempat/lokasi di Indonesia sehingga memungkinkan
untuk diusahakan oleh para petani secara luas.
Hasil olahan ubi kayu berupa tapioka dan gapiek (manihok) dalam bentuk
chips, pellet ataupun lainnya, telah lama menjadi komoditi ekspor yang sangat
penting dalam menyumbang pendapatan devisa, karenanya merupakan aset yang
sangat berharga dan perlu dijaga kelestariannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan ekspor pada masa-masa selanjutnya.
Pengalaman petani menunjukkan bahwa penanaman ubi kayu sering tidak
membuahkan hasil yang cukup baik untuk keluarga, karena keadaan tata niaga kayu
yang banyak dipengaruhi oleh fluktusi harga sehingga merugikan petani. Pada
saat menjelang tanam, harga ubi kayu biasanya terlihat sangat menarik sehingga
banyak petani berusaha menanamnya.
Akan tetapi pada saat panen harga
kayu kemudian jatuh sehingga banyak merugikan petani (berdasarkan data yang ada
kapasitas pabrik dan potensi ekspor masih lebih besar dari jumlah produksi).
Kondisi ini telah mendorong banyak petani untuk mengalihkan perhatian dan
berusaha menanam komoditi seperti kelapa sawit. Di sisi lain, apabila hal ini
terus dibiarkan, akan bisa berakibat turunnya produksi yang dapat menekan
pasokan ubi kayu baik untuk keperluan ekspor ataupun konsumsi sawit dalam
negeri.
Lemahnya posisi petani ubi kayu dalam menghadapi pengaruh fluktuasi harga,
terutama disebabkan karena ubi kayu memiliki daya simpan yang rendah,dan
produktifitasnya juga rendah akibat modal usaha yang sangat terbatas, disamping
kebutuhan keluarga yang sudah sangat mendesak. Pendapatan petani ubi kayu akan
makin rendah lag! Karena pada saat dijual ke pabrik mendapatkan mutu ubi
kayunya rendah dan rafaksi yang ditentukan secara sepihak oleh pabrik.
Penemu
singkong ini adalah Mukibat, petani desa Ngadiluwih Kediri, Jawa Timur.
Singkong Super atau yang lebih kita kenal dengan nama singkong mukibat adalah
singkong hasil okulasi antara singkong biasa (makan) dengan singkong
karet. Perpaduan karakteristik dari kedua singkong inilah yang dapat
menghasilkan singkong super ini. Singkong makan yang berukuran kecil dan
memiliki akar yang lebih besar berbanding terbalik dengan singkong karet yang
berukuran lebih besar, dengan daun yang juga lebih lebar dan lebat, namun
ukuran akar yang lebih kecil dari singkong biasa.
Akan
tetapi, potensi singkong karet untuk berfotosintesis lebih besar
dibanding dengan singkong biasa. Fakta inilah yang mengilhami
Mukibat untuk menyambung singkong biasa sebagai batang bawah, dengan singkong
karet di bagian atasnya. Mukibat menyambung singkong biasa dengan
singkong karet, menggunakan teknik penempelan mata tunas.
Tujuan Penulisan
-
Sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi kriteria nilai tugas dalam matakuliah Teknoogi
Budidaya Tanaman Pangan
-
Sebagai
sumber Informasi bagi pihak yang membutuhkan.
BUDIDAYA UBI KAYU
Syarat Tumbuh
Sebetulnya tanaman ubi kayu
dapat ditanam di mana saja, namun akan lebih baik jika ditanam pada daerah yang
sesuai dengan habitatnya atau keinginannya untuk tumbuh baik. Secara umum
syarat tumbuh tanaman ubi kayu yang optimal adalah sebagai berikut :
a) Curah
hujan antara 1.500 - 2.500 mm/tahun.
b) Suhu
udara optimum untuk pertumbuhan ubi kayu adalah 25 - 28 °C.
c)
Kelembaban udara optimal untuk tanaman ubi kayu antara 60-65%.
d) Sinar
matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ubi kayu sekitar 10 jam/hari, terutama
untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
e)
Ketinggian tempat yang baik dan ideal adalah 10 - 700 m dpl, sedangkan
toleransinya antara 10 - 1.500 m dpl.
f)
Tanah yang paling sesuai untuk ubi kayu adalah tanah yang berstruktur remah,
gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, serta kaya bahan organik.
g) Jenis
tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis alluvial, latosol,
podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
h) Derajat
keasaman (pH) tanah yang sesuai berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8.
Pada umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0-5,5,
sehingga seringkali dikatakan cukup netrai bagi pertumbuhan tanaman ketela
pohon.
Persiapan Lahan
Untuk menanam
ubi kayu ini tidak begitu sulit. Untuk daerah yang mempunyai curah hujan cukup
tinggi ataupun terlalu banyak air, penanaman dilakukan dalam sebuah guludan
atau bedeng. Selain itu, dengan menggunakan guludan memudahkan kita dalam
pemanenan.
Untuk daerah yang mempunyai
curah hujan sedikit atau kering, penanaman tidak perlu dilakukan dengan membuat
guludan. Penanaman dapat dilakukan pada tanah yang rata. Tanah di cangkul dan
di remahkan kemudian diratakan dan pengguludan dapat dilakukan setelah tanaman
berumur 2-3 bulan setelah tanam. Pada saat perataan dapat pula disebarkan pupuk
kandang atau kompos untuk penambahan unsure hara. Pengolahan tanah yang
sempurna diikuti dengan pembuatan guludan yang dibuat searah dengan kontur
tanah sebagai upaya pengendalian erosi. Selain itu dengan pembuatan guludan
juga dapat memaksimalkan hasil dibandingkan dengan system tanpa olah tanah
setelah tanam.
SEJARAH TENTANG MUKIBAT
Mukibat petani desa Ngadiluwih Kediri, Jawa
Timur yang berhasil meng-okulasi ( penyambungan ), batang ketela pohon biasa (
singkong ) dengan ketela pohon karet. Bukan dengan batang karet sepeti yang.
Penyambungan dilakukan dengan singkong biasa sebagai batang bawah, sementara batang atasnya adalah
singkong
karet.
Singkong Mukibat bukan hasil dari benih
perkawinan silang tapi hasil dari okulasi atau penyambungan antar
batang. Yang disebut kawin silang adalah perbanyakan secara generatif,
yakni menyatukan polen (tepung sari, sel jantan) dari
satu spesies atau varietas tanaman dengan kepala putik (sel betina)
dari spesies atau varietas tanaman lain yang masih satu keluarga. Misalnya
jeruk bali yang disilangkan dengan jeruk keprok yang sama-sama keluarga Citrus,
tapi lain spesies, telah menghasilkan spesies baru: jeruk manis atau sweet
orange. Jagung berondong, Zea mays everta, merupakan hasil kawin silang antara
beberapa varietas/kultivar Zea mays.
Singkong atau ketela pohon ( Manihot
esculenta ) adalah tanaman umbi-umbian berasal dari Amerika Latin,
Singkong biasa tumbuh antara 1,5 sd. 3 m. maka singkong karet bisa mencapai
tinggi 10 m. Daun singkong karet lebar dan lebat, sehingga memudahkan
terjadinya foto sintesis. Tapi singkong karet tidak menghasilkan umbi, hanya
akarnya saja yang berbentuk menggebung. Fakta bahwa singkong karet bisa
berfotosintesis lebih besar dari sigkong biasa, membuat Pak Mukibat tertarik
untuk melakukan Okulasi.
Pak Mukibat menyambung singkong biasa dengan
singkong karet, menggunakan teknik penempelan mata tunas. Kulit yang ada mata
tunasnya, dipotong segi empat dengan ukuran sama pada batang singkong biasa
maupun batang singkong karetnya. Tunas pada singkong biasa dibuang, sementara
tunas pada singkong karet ditempelkan pada batang singkong biasa, yang sudah
dibuang mata tunasnya.
Setelah tertempel dengan posisi yang pas, mata
tempel itu diikat erat dengan belahan kantung plastik bening yang ditarik
hingga menjadi tali yang transparan, kuat tetapi lembut. Ikatan ini harus cukup
erat, dan menutup seluruh sambungan kulit batang singkong biasa dengan singkong
karet. Biasanya, dalam jangka waktu 1 sd. 2 minggu, tunas singkong karet itu
akan segera tumbuh. Saat itulah sudah waktunya untuk ditanam. Penanaman
idealnya pada saat musin penghujan.
Biasanya para petani menanam singkong lebih
banyak untuk diambil patinya, daripada unutk dikonsumsi. Untuk keperluan inilah
banyak para petani, memilih melakukan penyambungan singkong racun (bitter cassava).
Singkong racun berbatang cukup besar, dengan warna kulit batang, daun, tangkai
daun, dan pucuk tanaman berwarna hijau gelap (hijau tua). Jenis ini hasil
singkong dan kandunganpatinya tinggi. Tapi karena kandungan HCN nya tinggi maka
singkong ini tidak dapat dimakan, karena rasanya pahit dan memabukan kalau
dimakan. Namun kandungan HCN nya akan hilang kalau dibuat gaplek ( dikeringkan
) atau diambil patinya.
BUDIDAYA UBI KAYU SECARA
MUKIBAT
Produktivitas ubi kayu sistem
Mukibat yang dibuat dengan batang bawah varietas UJ-5, Adira-4, Kaspro, dan
lokal Dampit dan batang atas ubi kayu karet Manihot glasiovii
dibandingkan dengan produktivitas ubi kayu sistem stek varietas UJ-5, Adira-4,
Kaspro, dan lokal Dampit. Ubi kayu Mukibat ditanam dengan sistem tanam kenong
(guludan setiap individu tanaman) dengan jarak antar tanaman 1,5 m x 1,5 m,
diberi pupuk kandang sebanyak 5 t/ha + 300 kg Urea + 100 kg SP36 + 100 kg
KCl/ha. Sebagai pembanding, ubi kayu ditanam dengan sistem stek, jarak tanam
100 cm x 60 cm. Dosis pupuk dan cara pengelolaan yang lain adalah sama.
Teknik
ini dilakukan dengan penempelan mata tunas. Kulit yang ada mata tunasnya,
dipotong segi empat dengan ukuran sama pada batang singkong biasa maupun batang
singkong karetnya. Tunas pada singkong biasa dibuang, sementara tunas
pada singkong karet ditempelkan pada batang singkong biasa, yang sudah dibuang
mata tunasnya.
Setelah
tertempel dengan posisi yang pas, mata tempel itu diikat erat dengan belahan
kantung plastik bening yang ditarik hingga menjadi tali yang transparan, kuat
tetapi lembut. Ikatan ini harus cukup erat, dan menutup seluruh sambungan kulit
batang singkong biasa dengan singkong karet. Biasanya, dalam jangka waktu 1 sd.
2 minggu, tunas singkong karet itu akan segera tumbuh. Saat itulah sudah
waktunya untuk ditanam. Penanaman idealnya pada saat musin penghujan.
Untuk
menghasilkan singkong Mukibat yang bisa dimakan, maka okulasi batang singkong
bagian bawa harus dengan jenis singkong biasa yang dapat dikonsumsi, sedang
batang atasnya memakai singkong karet. Dengan demikian akan menghasilkan
singkong mukibat yang bisa dikonsumsi dengan kualitas dan jumlah besar dari
biasa.
Batang
singkong mukibat hasil okulasi tadi bisa dijadikan bibit lagi, tetapi hanya
sampai pada tahun ke tiga saja, karena pada tahun ketiga diameter batang
singkong Mukibat akan berbentuk besar. Sebaiknya setelah tahun ketiga pada
proses menanam singkon mukibat harus melakukan proses penyambungan baru.
Sampai
sekarang singkong mukibat yang merupakan stek okulasi dari singkong biasa
sebagai batang bawah dan singkong karet (bukan batang karet) di bagian atasnya,
tetap memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan. Sebab dengan pengolahan lahan
yang sama, dengan pupuk yang sama, singkong mukibat mampu menghasilkan umbi
dengan bobot dua kali lipat dibanding singkong biasa
KEUNTUNGAN BUDIDAYA SECARA
MUKIBAT
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
produktivitas ubi kayu sistem sambung Mukibat mendekati 100 t/ha, sementara
dengan cara tanam biasa mencapai 62 t/ha. Pada sistem tanam biasa, hasil
ubi/tanaman maupun hasil ubi/ha dari empat varietas tersebut tidak berbeda,
namun pada sistem Mukibat hasil ubi varietas UJ-5 lebih rendah dibanding
Adira-4, Kaspro, dan lokal Dampit. Kadar pati empat varietas ubi kayu tersebut
tidak berbeda, baik dengan sistem biasa maupun sistem sambung Mukibat.
Survei usahatani ubi kayu sistem Mukibat di
beberapa kabupaten di Jawa Timur dan Lampung menunjukkan bahwa hasil ubi kayu
dengan sistem Mukibat sangat beragam, berkisar antara 30–80 t/ha, tergantung
masukan dan tingkat pengelolaan yang dilakukan. Nilai B/C ratio beragam pula
mulai dari 1,06 di Lampung Timur hingga 4,13 di Trenggalek. Berdasar struktur
pembiayaan, 63–78% merupakan biaya tenaga kerja yang pada saat sekarang
seringkali tidak dapat dilakukan oleh anggota keluarga petani dan harus
dikerjakan tenaga kerja di luar anggota keluarga.
Usaha tani ubi kayu sistem Mukibat juga
memerlukan biaya produksi lebih besar dibanding ubi kayu biasa. Total biaya
produksi beragam mulai dari Rp. 5.400.000 – Rp. 12.800.000,-/ha. Salah satu
masalah yang dihadapi petani untuk mengembangkan ubi kayu sistem sambung
Mukibat adalah keterbatasan modal, baik untuk pembelian sarana produksi maupun
untuk upah.
Satu tanaman singkong biasa
akan menghasilkan 1,5 kg umbi. jarak tanamnya cukup rapat yakni 0,5 X 1mtr,
dengan populasi 20.000 tanaman per hektar.Tiap hektar akan menghasilkan
sampai 30
ton umbi segar. Pada singkong mukibat, hasil per individu
tanaman bisa 10
kg, dengan jarak tanam itu menjadi 1 X 1,5 m.
atau pupulasi 6.600 tanaman per hektar.umbi atau per hektarnya
mencapai 66
ton umbi.
Hi Selamat pagi guys, Masih Bingung Dan Ragu Pilih Agen Poker & DominoQQ Yang Terpercaya?
BalasHapusPIN BB : D61E3506
👉 Whatsapp : +85598249684
👉 Line : Sinidomino
dewa poker